THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 17 Juni 2009

anemia

a. Pengertian
Anemia ialah suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit dalam darah kurang dari nilai standar (normal).
Ukuran hemoglobin normal
- Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram
- Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram
Tingkat pada anemia
- Kadar Hb 10 gram – 8 gram disebut anemia ringan.
- Kadar Hb 8 gram – 5 gram disebut anemia sedang.
- Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Penyebab anemia umumnya adalah :
- Kurang gizi (malnutrisi)
- Kurang zat besi dalam diet.
- Malabsorpsi
- Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu, dan lain-lain.
- Penyakit – penyakit kronik: TBC, Paru-paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.
B. Frekuensi
Frekuensi kehamilan cukup tinggi, yaitu 10 – 20%.
Frekuensi anemia dalam kehamilam di Indonesia.
Hoo Swie Tjiong (1962) : 18,5%.
Njo Tiong tiat dan Poerwo Soedarmo (1975): 16,1% pada Wulan I dan 49,9% pada triwulan II.
C. Pengaruh Anemia terhadap kehamilan persalinan dan nifas
1. Keguguran
2. Partus prematurus
3. Inersia uteri dan partus lama, ibu lemah.
4. Atonia uteri dan menyebabkan pendarahan
5. Syok
6. Afibrinogemia dan hipofrinogenemia.
7. Infeksi Intrapartum dan dalam nifas.
8. Bila terjadi anemia gravis (Hb dibawah 4 gr%) terjadi payah jantung, yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan, bahkan bisa fatal.
D. Pengaruh anemia terhadap hasil konsepsi
Bila terjadi anemia, pengaruhnya terhadap hasil konsepsi adalah :
1. Kematian mudigah (Keguguran).
2. Kematian janin dalam kandungan.
3. Kematian janin waktu lahir (stillbirth),
4. Kematian perinatal tinggi,
5. Prematuritas.
6. Dapat terjadi cacat-bawaan.
7. Cadangan besi kurang.
E. Klasifikasi anemiaa dalam kehamilan
1. Anemia defisiensi besi (62,3%)
2. Anemia megaloblastik (29,0%)
3. Anemia hipoplastik (8,0%)
4. Anemia hemolitik (sel sickle) (0,7%)
1. Anemia defisiensi besi
Anemiaa jenis ini biasanya berbentuk ormositik dan hipokromik serta paling banyak dijumpainya. Penyebabnya telah dibicarakan diatas sebagai penyebab anemiaa umumnya.
Pengobatan :
Keperluan zat besi untuk wanita non-hamil, hamil, dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah :
FNB Amerika Serikat (1958) = 12 Mg – 15 mg – 15 mg.
LIPI Indonesia (1968)= 12 mg – 17 mg – 17 mg.
2. Anemia megaloblastik
Biasanya berbentuk makrositik atau pernisiosa. Penyebabnya adalah kekurangan asam folik, jarang sekali akibat karena kekurangan Vitamin B12. biasanya karena malnutrisi dan infeksi yang kronik.
Pengobatan :
Asam tolik 15 – 30 / hari.
Vitamin B12 3 x 1 tablet perhari.
 Sulfas ferosus 3 x 1 tablet per hari.
Pada kasus berat dan pengobatan oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi darah.
3. Anemia hipoplasti
Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-sel darah merah baru. Untuk diagnosis diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan.
Darah tepi lengkap.
Pemeriksaan fungsi sternal.
Pemeriksaan retikulosif, dan lain-lain.
Terapi dengan obat-obatan dan memuaskan, mungkin pengobatan yang paling baik yaitu tranfusi darah, yang perlu sering diulang.
4. Anemia hemolitik
Disebabkan penghancuran / pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari perbuatannya ini dapat disebankan oleh :
a. Faktor intra korpuskuler: dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, tala semia, anemia sel sickle (sabit), hemoglobinopati C, D, G, H, I, dan paraksimal hokturnal hemoglobinuria.
b. Faktor ekstra korpuskuler: disebabkan malaria, sepsis, keracunan zat logam, dan dapat beserta obat-obatan, leukimia, penyakit hodgkin, dan lain-lain.
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya, bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obatan penambah darah. Namun, pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini memberi hasil. Maka darah berulang dapat membantu penderita ini.

SIFILIS

1. PENGERTIAN

Penyakit Sifilis merupakan salah satu jenis Penyakit Menular Seksual (PMS). Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai lues, Raja Singa.
Secara Patologi Sifilis adalah suatu infeksi kronis dan spiroketanya menyebabkan Lesi di organ-organ dalam yang mencakup Perubahan Interstitial pada Paru (Pneumonia Alba Virchow), hati, (Sirosis Hipertropik), Limpa dan pankreas. Infeksi yang baru di dapat lebih mungkin menyebabkan Moorbiditas dan Moortilitas Janin. Infeksi Sifilis juga menyebabkan Osteokondritis di tulang-tulang panjang, yang paling jelas tampak secara Radiografis di Femur, Tibia dan Radios.

2. PENYEBAB

Sifilis disebabkan oleh suatu bakteri yang berbentuk spiral atau spirochete yang disebut Treponema pallidum. Dengan strategi hampir selalu menular ke korban baru melalui persetubuhan atau seks oral, makhluk kecil ini mencari jalan masuk melalui kulit, dan dari sana, ia menyebar dengan ganas. Beberapa jam setelah bakteri-bakteri ini masuk kedalam kulit, mereka yang berbentuk spiral ini biasanya berhasil masuk ke dalam aliran darah, dan dalam satu minggu mereka telah menyebar ke seluruh tubuh. Jika tidak diobati, infeksi tersebut biasanya berkembang melalui 3 tahap selama bertahun-tahun.







3. GEJALA SIFILIS

Gejala Sifilis mempunyai tiga fase aktif, yaitu: Primer, Sekunder dan Tersier (Fase Lanjut). Terdapat pula fase Laten, di antara Fase Sekunder dan Tersier.

 Sifilis Primer

Lasi primer dari Sifilis adalah Chancre, tukak berindurasi (keras) yang tidak nyeri, yang terbentuk pada tempat kontak, biasanya terdapat pada sulkus koronarius dari penis pada pria atau labia mayora pada wanita. Bibir dan Jari adalah tempat lain yang juga sering untuk lesi primer. Chancre dapat menyembuh secara spontan setelah 3 sampai 12 minggu. Sivilis Primer memiliki masa inkubasi 10-90 hari (rata-rata 3 minggu), tetapi biasanya kurang dari 6 minggu.

 Sifilis Sekunder

Sekitar 6 minggu sampai 6 bulan sesudah terpapar, maka penderita sifilis primer yang tidak di obati akan memperlihatkan manifestasi kulit sifilis sekunder. Tanda-tanda dini dari sifilis sekunder, dapat sudah dimulai sebelum chancer primer menyembuh dan seringkali berupa malaise, demam ringan, kaku kuduk, pilek dengan ingus cair, mata berair dan artalgi. Organ—organ yang terserang adalah kulit, tenggorokan dan mulut, genetalia, susunan saraf pusat, mata dan visera. Lesi-lesinya cukup bervariasi. Lesi dapat berbentuk papula dan makula berwarna kecoklatan dengan sisik halus yang secara klasik timbul di bagian telapak tangan dan kaki. Di daerah alat kelamin mungkin timbul kondiloma lata yang basah, pipih dan menyerupai kulit. Semua lesi sifilis sekunder menular. Lesi kulit ini sering disertai alopesia dan limfadenopati.

 Sifilis Laten

Kalau tidak diobati, lesi sifilis sekunder akan sembuh sendiri dalam waktu 4 sampai 12 minggu dan pasien akan masuk dalam stadium sifilis laten. Penyakit akan menghilang, namun penyakit tersebut sesungguhnya masih bersarang dalam tubuh, dan bakteri penyebabnya pun masih bergerak di seluruh tubuh. Sifilis laten ini dapat berlangsung hingga bertahun-tahun lamanya.
 Sifilis Tersier (sifilis lanjut)

Sifilis Lanjut merupakan stadium yang mengakibatkan kerusakan pada penderita, tetapi tidak infeksius pada orang lain. Timbul 5 – 30 tahun setelah tahap sekunder. Pada stadium ini, spirochaeta telah menyebar ke seluruh tubuh dan dapat merusak otak, jantung, batang otak dan tulang.

 Sifilis Kongenital

Sifilis Kongenital adalah infeksi yang didapat oleh janin dalam kandungan. Treponema Pallidum dapat menembus plasenta dari ibun ke janin sesudah minggu ke delapan belas kehamilan. Infeksi pada Trimester kedua mengakibatkan sifilis kongential lanjut. Bayi yang baru lahir tidak dapat berkembang dengan baik, menderita molar mulberry (extra cusp), baguan depan tibia menjadi tajam (saber shin), keratitis interstisialis dan tuli saraf, bagiann frontal menonjol ke depan (frontal bossing) dan saddle nose (hidung pelana). Jika infeksi terjadi pada saat trimester terakhir maka bayi akan di lahirkan dengan perdarahan hidung yang di kenal dengan snuffles, hepatosplenomegali, demam dan limfadenopati. Banyak dari bayi ini akan meninggal dalam beberapa minggu setelah di lahirkan.

4. PENANGGULANGAN

Penisilin merupakan terapi yang paling efektif untuk sifilis primer, sifilis sekunder, lanjut dan kongenital. Stadium primer, sekunder dan stadium laten dini dapat di obati dengan suntikan tunggal benzatin penisilin G sebanyak 2,4 juta unit. Pengobatan sifilis tersier membutuhkan penisilin yang lebih banyak jumlahnya, yaitu dosis mingguan 7,2 sampai 9,6 juta unit. Tetrasiklin dan eritromisin digunakan untuk mengobati pasien yang alergi terhadap penisilin. Pengobatan Sifilis harus dilanjutkan dengan serangkaian tes VDRL setiap 3 bulan selama satu tahun untuk meyakinkan bahwa pasien benar-benar sembuh. Pasien yang diobati dengan Penisilin harus di beritahu tentang reaksi Jarish-Herxheimer, yang di tandai dengan kulit yang semakin berat, demam, malaise yang dapat timbul dalam waktu 12 jam setelah pengobatan. Reaksi yang akan mereda setelah 24 jam ini, agakya di sebabkan oleh pelepasan materi antigenik yang cepat setelah spiroketa terbunuh oleh penisilin.
✎ Tindak Lanjut

Semua pasien yang diterapi untuk sifilis perlu ditindak lanjuti dengan cermat. Kontak seksual dalam 3 bulan terakhir harus di evaluasi untuk sifilis dan diterapi secara presumtif, bahkan apabila serologi negatif Titerserologis Ibu harus di ukur setiap bulan dan saat melahirkan untuk memastikan respon serologis terhadap terapi atau untuk mencatat adanya ReInfeksi pada kelompok resiko tinggi.

✎ Terapi Sifilis Kongenital

Setiap bayi yang di curigai atau terbukti mengidap sifilis kongenital harus menjalani pemeriksaan cairan Cerebrospinalis sebelum terapi. Setelah terapi, mereka harus diperiksa setiap bulan sampai uji Serologis Nontreponemal menjadi negatif/serofast. Bayi simtomatik atau mereka yang hasil pemeriksaan cairan spinalnya abdormal. Mendapat terapi awal penisilin G aqueous 100.000-150.000 unit kg yang diberikan dalam sediaan 50.000 unit kg secara Intravena setiap 12 jam selama 7 hari pertama kehidupan. Tindakan ini diikuti oleh terapi intravena serupa setiap 8 jam untuk total 10 hari atau Penisilin G prokain aqueous 50.000 unit kg secara intramuskular setiap hari sampai penyelesaian total 10 hari terapi penisilin.

Cara Mencegah :

♫ Bagi yang belum menikah, cara yang paling ampuh adalah tidak melakukan hubungan seksual,
♫ Saling setia bagi pasangan yang sudah menikah,
♫ Hindari hubungan seks yang tidak aman atau beresiko,
♫ Selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan PMS, dan
♫ Selalu menjaga kebersihan alat kelamin.